Manusia Penuh Hikmah



Lukman Al Hakim

Lukman Al-hakim hidup pada zaman nabi Daud as. Ia di karuniai umur 1000 tahun, dan sempat hidup beberapa waktu bersama Daud as. Lukman selalu mendampingi serta mendukung Daud dengan kata-kata, perbuatan dan pemikiran yang penuh hikmah. Beberapa riwayat mengatan, Nabi Daud sering bertandang ke kediaman Lukman untuk mendengrakan mutiara-mutiara hikmah yang diberikan Lukman. Bahkan, sebelum Daud diangkat menjadi Nabi, Lukman sering memberikan fatwa-fatwa kepada orang yang memintanya. Namun setelah Daud menjadi Nabi, ia tidak mau lagi berfatwa. Sewaktu ditanya orang mengapa tidak lagi berfatwa, ia menjawab, “Bukankah aku harus merasa cukup, karena benar-benar aku telah dicukupi dengan diutusnya Nabi Daud itu.”
Dari segi fisik, Lukman memang jauh dari rupawan. Malah sebelumnya, ia budak belian yang dimerdekakan. Tetapi semua kekuranaganya itu terhapus oleh kemulian budi dan ketakwaannya kepada Allah SWT. Hingga Rasulullah SAW sendiri menaruh hormat kepada Lukman. Sebuah hadits diriwayatkan oleh Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, dari ibnu Abbas r.a, bahwa Nabi SAW bersabda. “Hormatilah orang-orang berkulit hitam. Sebab tiga diantara mereka termasuk orang-orang terhomat dari ahli surga, mereka adalah Lukman al-Hakim, an-Najasyi dan Bilal sang Muadzin kita.
Dilain kesempatan Rasulullah berkata lagi, “Aku berkata dengan sebenarnya bahwa Lukman adalah bukan seorang Nabi. Ia seorang hamba yang dijag Allah Ta’ala. Ia banyak berfikir, berkeyakinan baik, mencintai Allah dan Allah pun mencintainya. Maka Allah menganugrahkan hikmah kepadanya.”
Karena sifat-sifat mulia itulah, tak heran bila banyak orang datang kepadanya untuk meminta nasehat atau sekedar mendengar perkataannya. Suatu ketika seorang laki-laki yang merasa kagum kepadanya menanyakan resep yang dilakukan Lukman. Maka Lukman menjelaskan “Wahai saudaraku, jiak engkau bersedia mendengarkan dan mengambil apa yang aku katakana, niscaya enkaupun akan menjadi seperti aku,” kata Lukman tanpa bermaksud menyombongkan diri.
Sejurus kemudian ia membeberkan resepnya, “Kututup penglihatanku dari memandang sesuatu yang tidak baik, kujaga lisanku dari berkata yang tidak benar, kujaga kesucian makananku dari yang haram, kujaga kemaluanku dari perbuatan yang haram, aku hanya berkata yang benar dan kutepati janjiku. Aku juga selalu memuliakan tamuku, berbuat baik pada tetanggaku dan kutinggalkan  perbuatan yang tidak perlu. Itulah perbuatan yang menjadikanku sebagai mana yang engkau lihat”.

Menerima hikmah

            Dalam kitab Qishashul Anbiya’, Ibnu Ishak menyebutkan awal mula Lukman menerima hikamh.ketika Lukman tidur, terdengar suara memanggil, “Hai Lukman, maukah engkau bila Allah memilihmu sebagai Khalifah (pemegang tertinggi urusan umat) di muka bumi, untuk menegakan keadilan diantara para penghuninya dengan sebenaranya ?”
            Maka ia menjawab panggilan itu dengan berkata, “Jika Allah menyuruh aku memilih, tentulah aku memilih keselamatan dan kebebasan, tidak memilih menghadapi bencana. Tetapi jika Allah memerintahkan agar aku memegang jabatan Khalifah tersebut, aku pun akan tunduk dan patuh menerimanya. Sebab aku yakin manakala Allah telah memerintahkan demikian, niscaya dia akan menolong dan melindungi aku.”
            Maka jibril bertanya, “Mengapa demikian wahai Lukman ?”
            Lukman menjawab, “Ya, karena kepala negara itu betapun Bobrok dan jeleknya, ia senantiasa didatangi orang-orang teraniaya dari berbagai penjuru untuk menuntut keadilan. Jika berbuat benar dalam tindakannya, maka selamatlah ia. Tetapi jika berbuat salah atau keliru, maka ia tersesat dari jalan menuju surga.”
            “Barang siapa di dunia menjadi rakyat biasa, maka itu lebih baik daripada menjadi orang terhormat memangku jabatan. Dan barangsiapa memilih dunia dan menyampingkan akhirat, maka akan luputlah baginya dunia itu dari tangannya dan tiada baginya akhirat.”
            Jibril merasa kagum dengan jawaban Luqman. Maka ketika Luqman tidur nyenyak, selama itu Jibril memberikan hikmah padanya. Setelah bangun dari tidurnya, sejak itulah ia berbicara dengan ungkapan-ungkapan penuh hikmah yang dalam.
            Seusai Luqman menerima hikmah tersebut, lalu giliran Daud mendapat panggilan ghaib menawarkan sebagai Khalifah di bumi seperti yang ditawarkan kepada Luqman sebelumnya. Dan Daud bersedia menerimanya tanpa mengemukakan persyaratan seperti Luqman. Luqman al-Hakim kemudian mendampingi Nabi Daud as dalam pemerintahannya dengan kata-kata hikmahnya.
            Melihat Luqman yang tidak banyak beban tanggung jawab seperti yang dialami Daud maka Daud berkata, “Sungguh bahagia engkau Luqman. Kepadamu diberikan hikmah, maka terhindarlah engkau dari ujian dan bencana. Sedangkan kepadaku diberikan jabatan khalifah sehingga aku senantiasa di hadapkan ujian, bencana dan fitnah.”

Nasihat untuk putranya

            Sungguh terhormat kedudukan Luqman al-Hakim dan Putranya, karena nama dan petuah-petuahnya diabadikan Allah dalam Al-Qur’an Surat Luqman: 13-19. nasihat Luqman kepada putrannya itu seperti di bawah ini:
            “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.”
            Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang Ibu - Bapaknya; Ibunya telah mengandung dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan dan kepada dua orang ibu Bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu.
            Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jaln orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Ku lah kembalimu, maka kuberitakan kepadamu apa yang kamu telah kerjakan.
            “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam satu batu atau langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkanya (membalasnya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.
            Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
            Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.
            Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”
            Demikianlah nasihat Lukman, sekaligus isyarat dari Allah agar para orang tua (juga sebagai anak) melaksanakan sebagaimana dilaksanakan Lukman

0 komentar: