825 TAHUN PENANTIAN

Muhammad Al Fatih

MENIKMATI PROSES

TIDAK ADA YANG INSTAN PERJALANAN MENUJU KESUKSESAN

KEGAGALAN TERJADI HANYA UNTUK YANG MENYERAH

Utamakan Pandangan Allah Swt.

SMPIT AS SYIFA BOARDING SCHOOL

SMPIT As Syifa Boarding School I Subang Jawa Barat Indonesia.

AS SYIFA BOARDING SCHOOL

As Syifa Boarding School

Nilai Sebuah Kejujuran

Lelaki shalih itu ternyata bernama Arif Sardjono. Seorang ayah dari enam anak dan suami dari seorang istri yang juga shalihah. Subhanallah, begitu kuat keimanan mereka pada Allah. Mungkin kita pernah mendengar kisah tentang seorang lelaki yang ditugaskan untuk bekerja di sebuah kantor perpajakan di bagian pemeriksa keuangan. Sebagaimana pemahaman masyarakat pada umumnya, seringkali melihat "orang pajak" adalah orang kaya, yang berkelimpahan hartanya. Tapi hidup lelaki ini tidak demikian, meski tempatnya bekerja sangat berpotensi untuk mendapatkan itu, karena ia memilih untuk hidup dalam kejujuran. Kisahnya ia mempunyai teman kantor sekaligus atasan yang begitu dekat dengannya dan anak-anaknya. Setiap pekan mereka berdua memancing bersama, dan setiap kali itu pula temannya ini memberikan amplop untuk anak-anaknya. Hingga suatu ketika ia mendapat surat perintah pemeriksaan sebuah perusahaan besar. Dari hasil pemeriksaan itu dia menemukan penyimpangan sangat besar dan luar biasa jumlahnya. Atasannya berpendapat bahwa jika semua penyimpangan ini diungkapkan maka perusahaan ini akan bangkrut dan akan banyak pegawai yang di PHK. Maka, baginya menutupi kebenaran adalah sebuah keputusan yang terbaik. Diantara semua orang kantor yang ikut andil dalam masalah ini, Pak Ariflah satu-satunya yang menolak keputusan ini. Hingga akhirnya atasan ini berkata, "Sudahlah, Dik Arif tidak usah munafik". Pak Arif tentu saja terkaget ketika ternyata diberi tahu bahwa amplop yang setiap pekan selama dua tahun ia terima dari sahabatnya itu ternyata adalah berasal dari uang suap. Bayangkan, dua tahun dalam setiap pekan itu jika rutin artinya 96 kali menerima amplop. Ia lantas pulang dalam keadaan terpukul. Ia menangis dan menceritakan semuanya pada istrinya. Ketika mendengar, lantas istrinya pun bertahmid, karena ternyata amplop-amplop itu masih ia simpan rapi dan belum pernah ia buka satupun, apalagi dipakai, karena ia tidak tahu apa status uang itu. Segera Pak Arif mengambil semuanya dan ia lempar amplop-amplop itu di hadapan kepala kantor dan kepala seksi hingga bertaburan di lantai. Mereka tidak bisa berbicara apapun karena fakta obyektif, bahwa Pak Arif tidak pernah memakai uang yang mereka tuduhkan. Berita seperti ini memang tidak pernah dimediakan dengan begitu gencar seperti dengungan banyak pejabat yang melakukan tindakan korupsi. Barangkali kisah Pak Arif itu hanya salah satu contoh saja diantara sekian orang yang masih mempertahankan kejujuran meski di tengah lingkungan yang tidak mendukungnya untuk jujur. Boleh jadi kita begitu emosi menyaksikan ketidakadilan merajalela. Mungkin kita gusar mendengar kabar koruptor memakan uang rakyat yang pastinya tidak dilakukan oleh para pengemis jalanan. Mungkin juga kita gelisah menyadari bahwa betapa tidak habis-habisnya masalah kemiskinan yang terjadi di negara kita. Bahkan tindakan korupsi seolah menjadi hal yang biasa. Bahkan orang jujurlah yang tersingkir. Mungkin kita telah tiba pada akhir masa, Ya, akhir masa dimana orang-orang beriman seperti terasing, jumlahnya tidak banyak, bahkan hampir tak terlihat. Tapi saudaraku, coba tengoklah diri kita Apakah kita termasuk golongan yang juga mempertahankan kejujuran itu? Marilah kita kembali pada Allah Marilah kita rasakan pengawasan dari Allah Bukankah harta benda, popularitas, riuh tepuk tangan, apalagi sekedar ucapan terimakasih dari manusia itu tidak bernilai apapun dibandingkan dengan syurga-Nya? Mari kita mulai dari hal-hal yang bisa kita lakukan Jika kita adalah seorang pelajar, ketahuilah bahwa Allah melihat kesungguhan kita dalam belajar, tidak perlu mencontek Meski orangtua, guru atau bahkan kepala sekolah langsung yang memerintahkan untuk melihat kunci jawaban ketika ujian nasional tiba misalnya.. Apakah perintah seorang manusia untuk berbuat kecurangan itu lebih didengar daripada seruan Allah untuk berlaku jujur? Marilah kita kembali pada Allah. Meski sulit membayangkan kejujuran di negeri ini akan terwujud, tapi ini adalah suatu hal yang mungkin. Untuk guru-guru di kampus peradaban, terimakasih karena kau telah mengajarkan kami kejujuran... :') Oleh: Aghniya Humaira ( alumni As Syifa Boarding School )

Tebuslah Nafkah, Walau Hanya Dengan Segenggam Kurma

 
Saya prihatin dengan para cerdik pintar, sarjana s1 yang mendalihkan pekerjaan tetap sebagai alasan tidak menikah. tentu saja mencari nafkah adalah keutamaan dan kewajiban seorang lelaki, walau dia sudah menikah atau tidak, mandiri dalam mencari nafkah seharusnya melekat dengan kedewasaannya. 
Namun persoalan besarnya adalah bagaimana bisa muncul 'rasa malu' ketika seorang sarjana mendapatkan nafkah dari cara yang 'keras dan tidak berpendidikan'. seolah untuk apa berpendidikan tinggi bila harus mengangkat beras di pasar atau menarik gerobak sayur di perumahan penduduk. 
'Mau ditaruh kemana malu ijazahmu itu? rugi kuliah 5 tahunan, apa juga ipk 3,5' dan begitu banyak asumsi-asumsi negatif lainnya bila seorang sarjana tidak memiliki pekerjaan sesuai dengan keilmuannya.
Akhirnya, demi rasa malu dengan ijazahnya, banyak pula yang kemudian berlomba-lomba mengejar s2 dan berharap sepulangnya nanti akan ada kesempatan bekerja sesuai dengan 'ke elitan' titel pendidikan yang dimilikinya. 
mungkin mereka lupa, soal nafkah kepada keluarga dan pendidikan yang kita miliki adalah dua hal yang terpisah. maka ada sebaiknya kita berkaca kepada yang sangat pintar hingga rasulullah menjulukinya jendela ilmu. yakni Sayyidina Ali bin Abi Thalib.
Sayyidina Ali berkata: Aku sering mencari nafkah di masa sulit dengan cara menimba air dari sumur yang sangat dalam dengan hanya mendapat upah segenggam kurma. tanganku hingga melepuh karena dalamnya, namun itu lebih kucintai daripada tidak melakukan apa-apa. 
Bukan hanya sayyidina Ali, Abu bakar juga menghela kayu diatas kepalanya demi menafkahi keluarganya. Umar menernakkan unta dan kambing demi keperluan istri-istrinya. bagi mereka, bekerja mencari nafkah tidak pernah berhubungan ilmu dan derajat ketokohan yang disandingkan kepada mereka. bila para khalifah saja tidak mempermasalahkannya, siapakah kita hingga mendoktrin nafkah harus turun dari jalan-jalan tertentu? :) sumber : https://www.facebook.com/rahmat.idris.35

Allah Swt Sang Maha Sutradara : Gadis Tanpa Tangan Menikah dengan Putra Petinggi Bank Indonesia

Kisah yang sungguh inspiratif, bahwa Allah dengan segala kehendakNya tiada siapa yang dapat menghalanginya. begitulah Allah Sang Maha Sutradara: Gadis tanpa tangan menikah dengan putra petinggi Bank Indonesia. Siapa sangka?? Kitapun tak pernah tau bahwa Allah punya cerita terindah untuk kehidupan Putri Herlina. ini kisahnya,semoga bermanfaat.
“sesuatu yang kau anggap baik belum tentu baik di depan Tuhan, juga sesuatu yang kau anggap buruk belum tentu buruk di depan-Nya. Karena Dialah sutradara terhebat sesungguhnya..”
Jogjakarta..
Siang yang panas memeluk daun-daun yang saling bergesek, pohon-pohon rindang di halaman panti asuhan itu saling merangkul, menyebarkan angin semilir dengan suara yang lembut berbisik. Siang yang sunyi, saat sebagian orang-orang bekerja, sebagian lain beristirahat melepas lelahnya.
“Aku pengen pergi dari panti ini mas, sudah 24 tahun aku disini.. ingin rasanya untuk segera bisa mandiri. Aku membayangkan punya suami yang normal, walaupun kondisiku seperti ini, tapi ada gak ya yang bener-bener serius sama aku. Apa aku gak tau diri ya mas kalo ngarepin jodohku lelaki yang sempurna..
apa hidupku sampai tua hanya di panti ini ya mas, sendirian tiap hari di meja ini”
Pandangan Putri Herlina kosong ke depan, aku yang duduk di sampingnya berusaha jadi pendengar yang baik.
“ya banyakin berdoa aja Put, minta sama Allah langsung.. Dia yang punya pabrik jodoh. Dia kan yang bisa merubah segalanya..”
jawabku singkat.

hari berlalu..
SMS dari Putri masuk ke Hpku,
“Mas, kenal sama orang ini enggak.. dia sering ke Panti nyari aku, semalem dia ngajak aku keluar makan, ijin sama ibu panti diijinkan. Kami makan di luar, cuman rasanya ada yang aneh aja..”
“sik, bentar Put.. aku carikan infonya” balasku
facebook dan google bekerja sangat cepat di laptopku, berputar-putar dengan rumus algoritma yang rumit, mencari jejak tiap huruf dan kata yang aku ketikkan. Sampai akhirnya aku temukan..
aku menelepon Putri..
“ngawuuur to, wong dia itu sudah punya istri, ngapain juga masih ndeketin kamu gitu Put!”
“Hahh!! Ya mana aku tau masss! Orangnya baik gitu!” jawabnya.
“dah ah, cari yang lain.. hehe, jangan mau lagi kalo dia kontak kamu” tegasku
Bulan berlalu..
Sekali waktu aku datang ke panti itu, aneh ketika kulihat Putri senyam senyum sendiri di depan laptop yang kami beri dulu.
“dapet cowok kayaknya nih!” tanyaku iseng
“mau tau aja mas!” jawabnya ketus..
hehe, begitulah Putri Herlina, emosinya kadang gampang berubah kalo kenyamanannya terganggu. Kuperhatikan eksepresinya di depan laptop, jari-jari kakinya lincah mengetik tombol demi tombol..
lain hari baru dia bercerita, kusiapkan kupingku untuk menampungnya.
“dia bule mas, tinggal di Kanada. Kami kenal di facebook, dia serius mas mau ke Indonesia, dia mau nglamar aku.. dia sering banget muji-muji aku ‘Putri kamu itu hebat, kamu amazing, aku suka sama kamu’. Mungkin ini jalanku mas untuk bisa pergi dari panti ini, aku benar-benar ingin mandiri, pergi jauh walaupun ke luar negeri..”
wajahnya lumayan sumringah ketika bercerita ini, seperti ada secercah harapan yang sangat dia tunggu
aku nanggapinya santai.. selow.. woless..
“haiyah, kamu nikah sama bule terus tinggal di luar negeri terus gitu, nggayaaa gak mau lagi tinggal di Jogja. Ngartisss kamu Put!”
“ah mas mbok aku didukung gitu lho! Masak aku dapet cowok gak bener lagi kayak pacarku SMA dulu. Udah manjanya minta ampun, tiap bajunya kotor aja aku yang nyuciin.. gak peduli kalo aku gak punya tangan, pakaian kotor malah dikasihin ke aku, minta dicuciin terus!” ucapnya sewot sambil bibirnya monyong-monyong ketika nerocos…
hahaha..
“terus kamu cuciin bajunya?”
“iya laaah.. ku injek-injek pake sabun, kuremet-remet pakai kaki!”
beberapa penghuni panti asuhan itu berlari-lari di sekitar kami,  mereka anak-anak difabel yang dibuang orang tuanya. Sebagian dengan cacat di tubuhnya mereka bisa beraktivitas, sebagian lagi hanya di tempat tidur sepanjang hari, dengan tubuh kaku tidak mampu bergerak. Gerakan bola matanya yang menandakan ada kehidupan di tubuh mereka.
Disanalah Putri menghabiskan waktu bersama adik-adiknya..
**********
Putri Herlina… kekurangannya adalah keajaiban Tuhan yang luar biasa, sebuah pesan yang terus aku terjemahkan dan memberi inspirasi pada banyak orang.
Bu Naryo yang merawatnya sejak kecil di panti itu, dengan kasih sayang walaupun bukan anak kandungnya sendiri.
Dia lahir tanpa tangan, ditinggal begitu saja di rumah sakit oleh orang tuanya, mungkin mereka malu dengan kondisinya, tidak pula jelas asal-usul ayahnya.
Tuhan terus mengujinya, seseorang mengambilnya.. bukan untuk di rawat, bayi mungil tanpa tangan itu diletakkan di dalam kardus, diletakkan di pinggir jalan untuk mengumpulkan uang belas kasihan..
Tuhan terus menempanya, dalam kondisi ketika masih bayi pun telah memancarkan kelebihan dan menggerakkan hati orang untuk menoleh padanya.
Di jalanan dia pernah tertidur, beralas kardus, berselimut debu dan panas cahaya matahari..

Sampai panti asuhan ini menyelamatkannya dari jalanan, dirawat bu Naryo dan pak Naryo selaku pengelola panti tersebut. Dia tumbuh menjadi anak yang tidak berbeda dengan lainnya, lincah dengan kedua kakinya. Menulis, makan, memakai baju, Putri kecil melakukannya sendiri.
Ketika SD sampai SMA, dia tidak mau diperlakukan istimewa, dia tidak mau disiapkan meja khusus, cukup sebuah kursi tambahan disampingnya sebagai alas buku ketika dia mengangkat kakinya, menorehkan tinta dan goresan pensil sebagai bukti perjuangan hidupnya…
Sekali waktu Putri main ke rumahku, ketika sholat berjamaah dengan ibuku dengan lincah kakinya memasang mukena ke seluruh tubuhnya, usai sholat kedua kakinya melipat rapih mukena itu, ditarik kedua ujungnya, menekuk di kedua sisi, melipat bagian tengah tiga kali, dan mukena itu rapi kembali…
Aku dan ibuku bengong melihatnya.
Ketika dia SMP dan SMA, memakai baju hingga jilbab dilakukannya sendiri, Tuhan memberikannya kekuatan dan kelenturan di jarinya.
Pernah aku bertanya padanya,
“kamu kalo lagi jalan keluar malu gak Put dilihat orang-orang?”
“kadang risih sih mas dilihatin, tapi gimana lagi emang kondisiku begini. Allah pasti memberikan kelebihan untukku dibalik kekuranganku. Dulu waktu aku masih jaga di Panti 1 di Gejayan,  kalo aku mau pulang ke Panti 2 di Kalasan aku naik bis trans Jogja, cuek aja jalan sendiri, pas di bus ngambil ongkos ya aku buka tasku pakai kaki, pada ngeliatin gakpapa, yang penting aku tunjukin kalo aku bisa..”
ketika tulisan di blogku tentang Putri Herlina dibaca banyak orang, beberapa media datang ke panti itu meliput aktivitasnya. Seperti bola salju, Putri Herlina yang dulu tidak dikenal, sekarang muncul di beberapa acara TV. Dia juga mendapat penghargaan salah satu wanita inspiratif dalam sebuah award.
SMSnya pernah masuk kepadaku,
“makasih ya mas, aku dah ngrasain naik pesawat.. ini sedang di Jakarta buat shooting acara TV”
aku tersenyum haru, pasti pramugari dengan senang hati membantu memasangkan sabuk pengamannya.
Lama tidak bertemu, aku datang ke panti lagi hari itu. Biasanya Putri sendirian duduk di meja sudut sana, menanti tamu-tamu yang datang berkunjung, ditemani laptop mungilnya. Dia tidak ada..
Panti sedang gaduh, beberapa anak menangis, yang lain berlarian tak beraturan. Berteriak dengan makanan yang belepotan di mulutnya. Mereka memang butuh perhatian ekstra dibanding anak lainnya. Putri yang ditakuti mereka, jika dia sudah ikut berteriak, anak-anak itu akan diam..
“mbak Putri marah…” bisik mereka
aku datang disaat tidak tepat, kondisi Putri yang sedang labil tidak mengenakkanku. Obrolan kami hampa, dan dia seperti di puncak kejenuhannya.
Kehadiranku tidak meredakan amarah dan kegalauannya.
Sebelum pulang aku hanya berpesan padanya,
“Jangan tinggalin sholat Put, teruslah berdoa.. Allah yang akan mengatur rencana berikutnya untukmu.. jangan pernah berhenti berdoa”
senja menjelang ketika aku pulang, karena kesibukan enam bulan aku tidak datang ke panti asuhan itu. Waktupun terus berlalu, berputar, berjalan setiap hari bersama ketetapan-ketetapan Tuhan..
***********
Lebaran baru saja berlalu, makanan masih menumpuk dan tersisa di meja. Suara motor berhenti di depan rumahku sore itu.
Aaah.. mbak Sumi pengasuh panti, dengan tersenyum Putri turun dari boncengannya.
“ibuuuu..” katanya sambil mencium ibuku. Keakraban mereka sudah sejak dulu.
Wajahnya cerah, sudah tidak suntuk seperti beberapa bulan lalu aku melihatnya.
“tumben Put, sekarang prengas-prenges terus.. jadi apa mau ke Kanada? Haaaa” tanyaku
“ih mas! Gak jadi sama dia! Aku mau nikah mas.. namanya Reza, anak Jogja kok. Dia dah punya usaha sendiri, dia juga gitaris band, coba mas lihat videonya di Youtube” jawabnya.
“woooww! Tumben kamu langsung luluh sama cowok Put, kelihatan nih aura wajahmu bahagia gitu.. tajir po anaknya!” godaku
“dia tuh rutin datang ke panti mas, dia pernah baca tulisan mas Saptu, aku juga gak tau dulu keluarganya seperti apa. Yang jelas dia perhatian banget dan mau menerima kondisiku. Anaknya juga sederhana, pakai mobil tua gitu mas yang gak bisa dibuka kacanya. Kalo ke mall pas ambil tiket parkir dia harus mbuka pintunya.. hehe”
mmmm… sepertinya ini memang Jodoh yang Allah atur untuk Putri, dia bercerita mantap tentang Reza, tanpa keraguan, tanpa kebimbangan… kalo jodoh, orang memang akan bangga bercerita tentang pasangannya, semua kekurangannya adalah keajaiban untuknya.
Lain hari bu Naryo mengabariku, Reza adalah anak dari keluarga terhormat. Putra salah seorang petinggi Bank Indonesia, Deputi Gubernur jabatan terakhirnya. Aku bayangkan, keluarga itu memiliki hati yang luar biasa luasnya dengan menerima Putri Herlina dalam keluarga terhormat mereka.
Bagi Allah, sangat mudah membolak-balikan hati seseorang, melunakkan hati sekeras apapun, jika Allah sudah berkehendak.. Kun Fa Yakun begitu mudahnya skenario cantik dan indah terjadi di depan mata.
Apapun kondisinya…
Apapun halangannya…
Akan sangat mudah bagiNya.
titik!
***********
Jogjakarta, 13 Oktober 2013
Aku tercenung di depan pintu masuk gedung, sebuah foto Prewedding itu bercerita penuh makna, kisah panjang anak-anak manusia yang hidup dengan perjuangannya. Pengantin lelaki tegap disamping, memegang “tangan” pengantin wanita yang hanya tampak dalam pandangan mata hatinya.

Ruangan di Balai Sinta itu penuh haru, ketika Reza Somantri dengan tegas mengucapkan ikrarnya, menerima Putri Herlina secara sah menjadi istrinya.
Banjir airmata dari para tamu yang hadir, ibunda Reza tak henti-henti mengusap matanya, tamu yang hadir, seorang bapak di sudut dengan sapu tangan di wajahnya. Tak terkecuali kameramen dan fotografer dengan mata berkaca-kaca yang mengabadikan moment itu dengan penuh takjub tak berkesudahan.
Hari ini Allah membuktikan janjinya, derajat seseorang yang lahir di dunia dengan segala keterbatasan dan kekurangan diangkat tinggi di depan manusia lainnya. Kisahnya menginspirasi banyak orang yang lahir dengan sempurna, dengan limpahan harta dan kasih sayang orang tuanya.
Ketika prosesi sungkeman, ibunda Reza memeluk anaknya begitu lama, dengan terbata-bata seperti tak berkesudahan, menjadi pemandangan yang sangat mengharukan, seperti berkata:
“wahai anakku, engkaulah lelaki itu.. engkaulah yang dipilih Allah untuk menemani wanita luar biasa ini. Engkaulah yang Allah percaya duduk, berdiri, berjalan disampingnya selamanya. Jadikan ini sebagai ibadahmu, pahala tak berkesudahan hingga akhir hayatmu..”
ketika aku memotret ini, suara isak tangis ibu-ibu disamping kanan kiriku tak terhenti.

Putri tertunduk haru di sampingnya, dan aku tau bagaimana perasaannya..  dia telah terlatih sejak kecil menghadapinya.

Usai sungkeman, adik-adik panti diundang semua di depan, berjejer menghadap ke pelaminan. Keluarga Reza memberikan tas penuh alat sekolah untuk mereka satu-satu. Putri dan Reza berjalan mendekati mereka, satu-satu mereka menyalami Putri, memegang tangan mungil yang ada di pundak Putri. Mereka melepas kakak yang selama ini menemani mereka, kakak yang hidup bersama mereka belasan tahun, menghadapi bersama-sama takdir mereka, lahir dengan hidup terbuang tanpa keluarga dan orang tua.

Usai acara itu, Reza menuntun istrinya kembali ke pelaminan. Dengan tegar mereka melangkah berdua, siap bersama menghadapi dunia. Satu persatu tamu memberikan selamat, beberapa orang menepuk pundak Reza, dan menyatukan tangannya di dada ketika di depan Putri Herlina, seolah memberikan penghormatan yang tinggi pada kisah mereka.

Saatku memberikan ucapan selamat, kubisikkan di telinga bu Naryo yang ada disamping kiri pelaminan,
“Surga kagem panjenengan bu, tugas ibu merawatnya sejak kecil hingga menikahkannya usai sudah.. pahala luar biasa untuk ibu”
Tanganku digenggam erat bu Naryo, matanya berkaca-kaca.. sungguh keikhlasan seorang wanita yang mendedikasikan hidupnya untuk anak-anak titipan Allah yang terbuang dan terlupakan.
Malam ini berakhir cemerlang, bintang-bintang di langit Jogja bertebaran. Para tamu pulang dengan ribuan kesan di hatinya. Mereka tidak bisa menyalami mempelai wanita, tapi Putri Herlina menyentuh lembut hati mereka semua
************


Allah yang Maha Penyayang seperti mengirim sebuah pesan lewat kisah ini, jangan pernah berputus asa pada rahmat-Nya. Dialah yang berkuasa atas segalanya, Dialah sang Maha Pengatur hidup seluruh umatnya.. Dia sang Maha Sutradara..
Bagi yang nyaris putus asa, disakiti orang yang dicintai, itulah bukti rahmat Allah padamu, Dia mengirim pesan bawah orang itu bukan yang terbaik untukmu. Allah yang akan mengirimkan penggantinya.. seseorang yang jauh lebih baik untukmu. Jemputlah dan dekatkan dengan doa yang tak pernah putus, ibadah yang tak pernah lalai.. dekati terus Allah yang Maha Mengatur..
Bagi yang sudah menikah belum dikaruniai anak, teruslah berdoa tiada putus. Dialah sang pemilik pabrik anak keturunan, bukan dokter kandungan. Allah lah yang mengatur kehadiran anak-anak manusia lewat waktu terbaik yang ditentukannya. Tiap keluarga punya takdir sendiri, waktu terbaik Allah yang tahu dan memiliki..
Bagi yang punya masalah tak berkesudahan, coba interopeksi.. jangan-jangan engkau punya masalah dengan Dia Pemilik Kemudahan. Sholat sering bolong, atau gak pernah tepat waktu, durhaka pada orang tua, gak mau sedekah. Berubahlah, agar Allah yang akan datang membereskan masalahmu dari jalan yang tidak disangka-sangka. Ketika engkau punya masalah, selama yang kau cari solusi maka akan capek sendiri. Carilah Allah yang Maha Pemilik Solusi, dekati dia, maka dia akan hadirkan solusi-solusi dari masalahmu..
Dialah Sang Maha Sutradara, yang mengatur setiap pertemuan manusia menjadi sebuah hikmah yang luar biasa. Aku pun tak menyangka, pertemuan pertamaku dengan Putri Herlina 9 Juni 2011 lalu menjadi inspirasiku menggerakkan #SedekahRombongan melalui blog ini. Dari pertemuan sederhana siang itu, SedekahRombongan.com membesar hingga menyalurkan 14,3 Milyar kepada 6200 lebih duafa sakit. Allah lah yang menggerakkan, mengatur keajaiban-keajaiban, dari sebuah pertemuan sederhana, menjadi sebuah gerakan besar yang menyembuhkan banyak orang…
Masak kita masih tidak percaya? Bahwa Dialah sang Maha Sutradara yang selama ini kita lupakan..
*************
Siang ini pohon-pohon di halaman panti itu terus bergesekan bersama angin, suaranya berdesir menyapa siapapun yang berdiri dibawahnya, memberikan semilir angin yang menyejukan hati ditengah udara panas yang melintas.
Daun-daun itupun menjadi saksi, satu penghuni panti telah pergi…
dia yang dulu bermain-main dibawah rimbunnya, sekarang menjalani takdir baru hadiah terindah dari Tuhannya…

Diketik di Jogja, dibaca dimana sadja..
14 Oktober 2013

Sumber: saptuari.blogspot.com

Cara Menerapkan Aturan Pada Anak


Aturan itu dibutuhkan dalam keluarga agar semua merasa nyaman dan segala sesuatu yang dilakukan mengandung peran dan tanggung jawab. Begitu juga dengan anak-anak kita, walaupun mereka masih kecil tapi tetap harus mengikuti aturan yang dibuat oleh orang tuanya. Tentunya orang tua sangat senang melihat anaknya bisa mengikuti juga mematuhi segala perintah dan aturan yang sudah ditetapkan bersama.

Lalu, bagaimana cara terbaik menerapkan aturan pada anak-anak kita? Menerapkan aturan yang dibuat tanpa mengekang dan tentu bisa dipatuhi anak. Berikut ada beberapa tips yang perlu diperhatikan dalam membuat aturan keluarga:

1. Buat dan sepakati bersama anak aturan yang ditetapkan. Hal ini melatih  anak-anak untuk terbiasa diskusi dan juga mengetahui seperti apa kemauan sang anak untuk menerapkan aturan. Hindari aturan yang diktator atau hanya dari pihak orang tua. Orang tua juga harus taat pada aturan yang sudah disepakati.

2. Jika ada sanksi, harus diarahkan pada perbaikan tindakan anak. Misalnya jika anak memukul adiknya maka dia akan di beri hukuman time out agar dia bisa memikirkan dan mengoreksi tindakannya dan tidak mengulangi.

3. Hindari menunda sanksi agar anak segera mengoreksi tindakannya yang belum benar. Disiplin dalam memberi sanksi pada anak akan menumbuhkan rasa tanggung jawab akan perbuatannya.

4. Biasakan memberikan penguatan dengan pujian ketika aturan selalu dilaksanakan dengan baik. Pujian akan membuat anak semangat dalam mematuhi aturan yang sudah dibuat. Bila perlu, buat semacam perlombaan, dimana yang banyak mematuhi peraturan dirumah mendapatkan hadiah.

5. Konsisten dengan aturan yang telah disepakati bersama anak. Walaupun keadaan dianggap tidak memungkinkan. Aturan tetap harus dilaksanakan, hal ini melatih kedisiplinan.

Aturan yang ditetapkan harus jelas dan dipatuhi secara konsisten oleh seluruh anggota keluarga. Aturan di dalam rumah, bukan hanya ditujukan kepada anak kita, kita sebagai orang tua dan orang dewasapun juga harus menuruti aturan apa yang sudah dibuat. Hal ini juga bentuk contoh nyata, bahwa kedua orang tuanya juga mematuhi aturan yang sudah di buat, lalu mereka pun akan mengikuti.

Bukan hanya pada aturan, tetapi juga hukuman bila melanggar aturan juga harus orang tua patuhi. Kebanyakan aturan yang dibuat orang tua hanya akan menghukum anak-anak bila melakukan kesalan, tetapi orang tua tidak mau dihukum, ini bentuk ketidak disiplinan kita sebagai pembuat aturan. Jadi, biar anak mengikuti aturan contohi menerapkan aturan dan hukuman bersamaan. Agar anak merasakan keadilan dalam penerapan aturan tersebut. sumber : mendidikanakanak.blogspot.com

Profil As-Syifa Boarding School - Subang Indonesia (2)

Profil As-Syifa Boarding School - Subang Indonesia (1)


Kenangan bersama murid terbaik



Kenangan bersama murid terbaik...

Bukan hanya murid yang harus belajar, tapi guru juga harus belajar...  belajar dari murid terbaik...

belajar bagaimana bersyukur

belajar bagaimana sayang kepada orangtua

belajar untuk bangkit dan mandiri

belajar bagaimana jujur

belajar bagaimana berkasih sayang kepada sesama

belajar untuk tidak saling merendahkan, mencela, menghina

belajar belajar dan terus belajar

dibalik kelemahan pasti ada kelebihan, 

fokuslah pada kelebihan kita


Zakaria shalih, Indra, Kamil, Deni, Muhammad Rizki, Bagus, Sophie, Dilla, Vina, dll semua muridku.

terima kasih murid ku....engkau telah mengajari gurumu





SMK BALAI PERGURUAN PUTRI
Jl Van Deventer No. 14 Sumur Bandung. Bandung  Jawa Barat

Ekstrakurikuler Unik dan Keren

SMPIT AS SYIFA BOARDING SCHOOL 2014

 Ada beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang bisa dirancang disekolah antara lain :


1. Ekstrakurikuler Pencinta Survei : Seluruh anggota melakukan penelitian, terkait topik-topik yang hangat di sekolah. hasilnya dibentuk dalam jurnal dan presentasi khusus yang dihadiri guru dan seluruh murid.

2. Ektrakurikuler Tutorial : Seluruh anggota berkumpul dan menyusun tutorial dalam bidang IT, atau ekstrakuriler ini sebagai tutor sebaya dan adik kelas dalam hal mata pelajaran.

3. Ekstrakurikuler Wirausaha : Seluruh anggota mengelola bentuk usaha, dalam bidang makanan, alat tulis, dari mulai perencanaan, pencatatan, pengkemasan, keuangan dan marketing.

4.Ekstrakurikuler Jurnalistik

5.Ekstrakurikuler Memasak

6.Ekstrakurikuler Memanah dan Berkuda

7.Ekstrakurikuler Fotografi

8.Ekstrakurikuler Desain Grafis

9.Ekstrakurikuler Bid.Olahraga dan Pentas Seni dll

Apel Pagi SMPIT As Syifa Boarding School Subang

Apel Pagi Di SMPIT As Syifa Boarding School Subang 7 Oktober 2013

Master ceremony : Alam Prahasto
Tilawah                : Richard Ismail
Kultum oleh ketua angkatan  :
Ghozi Fahrurroji
Do'a                    : Rifki Ramdhani

Pembagian Sertifikat penghargaan  oleh Wakil Ketua Bidang Pendidikan dan Pengajaran Yayasan As Syifa Al Khoeriyyah Ust. Muhtar Fatony Kepada Tim Basket Putra SMPIT As Syifa Boarding School  yang telah mendapat prestasi juara 2 Liga Basket Pelajar Se-Kab.Subang.
Dan Pembagian Sertifikat Penghargaan Juara harapan III Roket Air tingkat Provinsi Jawa Barat

Hilfi Kapten Tim Basket Putra



Muhammad Yaskur Rafli Juara Harapan III kompetisi roket air tingkat Prov.Jawa Barat





Manusia Penuh Hikmah



Lukman Al Hakim

Lukman Al-hakim hidup pada zaman nabi Daud as. Ia di karuniai umur 1000 tahun, dan sempat hidup beberapa waktu bersama Daud as. Lukman selalu mendampingi serta mendukung Daud dengan kata-kata, perbuatan dan pemikiran yang penuh hikmah. Beberapa riwayat mengatan, Nabi Daud sering bertandang ke kediaman Lukman untuk mendengrakan mutiara-mutiara hikmah yang diberikan Lukman. Bahkan, sebelum Daud diangkat menjadi Nabi, Lukman sering memberikan fatwa-fatwa kepada orang yang memintanya. Namun setelah Daud menjadi Nabi, ia tidak mau lagi berfatwa. Sewaktu ditanya orang mengapa tidak lagi berfatwa, ia menjawab, “Bukankah aku harus merasa cukup, karena benar-benar aku telah dicukupi dengan diutusnya Nabi Daud itu.”
Dari segi fisik, Lukman memang jauh dari rupawan. Malah sebelumnya, ia budak belian yang dimerdekakan. Tetapi semua kekuranaganya itu terhapus oleh kemulian budi dan ketakwaannya kepada Allah SWT. Hingga Rasulullah SAW sendiri menaruh hormat kepada Lukman. Sebuah hadits diriwayatkan oleh Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, dari ibnu Abbas r.a, bahwa Nabi SAW bersabda. “Hormatilah orang-orang berkulit hitam. Sebab tiga diantara mereka termasuk orang-orang terhomat dari ahli surga, mereka adalah Lukman al-Hakim, an-Najasyi dan Bilal sang Muadzin kita.
Dilain kesempatan Rasulullah berkata lagi, “Aku berkata dengan sebenarnya bahwa Lukman adalah bukan seorang Nabi. Ia seorang hamba yang dijag Allah Ta’ala. Ia banyak berfikir, berkeyakinan baik, mencintai Allah dan Allah pun mencintainya. Maka Allah menganugrahkan hikmah kepadanya.”
Karena sifat-sifat mulia itulah, tak heran bila banyak orang datang kepadanya untuk meminta nasehat atau sekedar mendengar perkataannya. Suatu ketika seorang laki-laki yang merasa kagum kepadanya menanyakan resep yang dilakukan Lukman. Maka Lukman menjelaskan “Wahai saudaraku, jiak engkau bersedia mendengarkan dan mengambil apa yang aku katakana, niscaya enkaupun akan menjadi seperti aku,” kata Lukman tanpa bermaksud menyombongkan diri.
Sejurus kemudian ia membeberkan resepnya, “Kututup penglihatanku dari memandang sesuatu yang tidak baik, kujaga lisanku dari berkata yang tidak benar, kujaga kesucian makananku dari yang haram, kujaga kemaluanku dari perbuatan yang haram, aku hanya berkata yang benar dan kutepati janjiku. Aku juga selalu memuliakan tamuku, berbuat baik pada tetanggaku dan kutinggalkan  perbuatan yang tidak perlu. Itulah perbuatan yang menjadikanku sebagai mana yang engkau lihat”.

Menerima hikmah

            Dalam kitab Qishashul Anbiya’, Ibnu Ishak menyebutkan awal mula Lukman menerima hikamh.ketika Lukman tidur, terdengar suara memanggil, “Hai Lukman, maukah engkau bila Allah memilihmu sebagai Khalifah (pemegang tertinggi urusan umat) di muka bumi, untuk menegakan keadilan diantara para penghuninya dengan sebenaranya ?”
            Maka ia menjawab panggilan itu dengan berkata, “Jika Allah menyuruh aku memilih, tentulah aku memilih keselamatan dan kebebasan, tidak memilih menghadapi bencana. Tetapi jika Allah memerintahkan agar aku memegang jabatan Khalifah tersebut, aku pun akan tunduk dan patuh menerimanya. Sebab aku yakin manakala Allah telah memerintahkan demikian, niscaya dia akan menolong dan melindungi aku.”
            Maka jibril bertanya, “Mengapa demikian wahai Lukman ?”
            Lukman menjawab, “Ya, karena kepala negara itu betapun Bobrok dan jeleknya, ia senantiasa didatangi orang-orang teraniaya dari berbagai penjuru untuk menuntut keadilan. Jika berbuat benar dalam tindakannya, maka selamatlah ia. Tetapi jika berbuat salah atau keliru, maka ia tersesat dari jalan menuju surga.”
            “Barang siapa di dunia menjadi rakyat biasa, maka itu lebih baik daripada menjadi orang terhormat memangku jabatan. Dan barangsiapa memilih dunia dan menyampingkan akhirat, maka akan luputlah baginya dunia itu dari tangannya dan tiada baginya akhirat.”
            Jibril merasa kagum dengan jawaban Luqman. Maka ketika Luqman tidur nyenyak, selama itu Jibril memberikan hikmah padanya. Setelah bangun dari tidurnya, sejak itulah ia berbicara dengan ungkapan-ungkapan penuh hikmah yang dalam.
            Seusai Luqman menerima hikmah tersebut, lalu giliran Daud mendapat panggilan ghaib menawarkan sebagai Khalifah di bumi seperti yang ditawarkan kepada Luqman sebelumnya. Dan Daud bersedia menerimanya tanpa mengemukakan persyaratan seperti Luqman. Luqman al-Hakim kemudian mendampingi Nabi Daud as dalam pemerintahannya dengan kata-kata hikmahnya.
            Melihat Luqman yang tidak banyak beban tanggung jawab seperti yang dialami Daud maka Daud berkata, “Sungguh bahagia engkau Luqman. Kepadamu diberikan hikmah, maka terhindarlah engkau dari ujian dan bencana. Sedangkan kepadaku diberikan jabatan khalifah sehingga aku senantiasa di hadapkan ujian, bencana dan fitnah.”

Nasihat untuk putranya

            Sungguh terhormat kedudukan Luqman al-Hakim dan Putranya, karena nama dan petuah-petuahnya diabadikan Allah dalam Al-Qur’an Surat Luqman: 13-19. nasihat Luqman kepada putrannya itu seperti di bawah ini:
            “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.”
            Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang Ibu - Bapaknya; Ibunya telah mengandung dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan dan kepada dua orang ibu Bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu.
            Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jaln orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Ku lah kembalimu, maka kuberitakan kepadamu apa yang kamu telah kerjakan.
            “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam satu batu atau langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkanya (membalasnya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.
            Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
            Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.
            Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”
            Demikianlah nasihat Lukman, sekaligus isyarat dari Allah agar para orang tua (juga sebagai anak) melaksanakan sebagaimana dilaksanakan Lukman

Film Pendidikan

Ini adalah beberapa judul film-film yang berkaitan dengan motivasi mendidik :

1. Ocean Heaven, Kisah Nyata Seorang Ayah dan Anaknya yang Autis trailer

 <iframe width="420" height="315" src="//www.youtube.com/embed/EJemRXBaO80" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>

2. Taare Zameen Par: Every Child is Special filmnya

 <iframe width="560" height="315" src="//www.youtube.com/embed/9du4qjSnR80" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>

3. Cita-Citaku Setinggi Tanah

Agus berasal dari keluarga sederhana di Muntilan, Jawa Tengah. Ayahnya bekerja di pabrik tahu, ibunya adalah ibu rumah tangga yang sangat mahir membuat tahu bacem. Agus gelisah setelah ditugaskan oleh ibu guru untuk membuat karangan tentang cita-cita Teman-teman Agus memiliki cita- cita setinggi langit. Sri ingin menjadi artis terkenal karena dorongan ibunya. Ia selalu ingin dipanggil dengan nama Mey. Menurutnya, nama Sri tidak menjual. Jono bercita-cita jadi tentara. Dalam kesehariannya, ia bertingkah selayaknya pemimpin di hadapan teman-temannya. Jono selalu ingin jadi ketua kelas. Puji bercita-cita ingin membahagiakan orang lain. Ia membantu semua orang yang terlihat membutuhkan bantuan. Di balik semua aksinya itu, ternyata ia hanya mengharapkan sanjungan dan ucapan terimakasih dari orang yang dibantunya. Ia haus pujian Agus yang tiap hari makan tahu bacem buatan ibunya bercita-cita ingin makan di restoran Padang. Ia jadi bahan tertawaan teman-temannya. Ia juga sadar bahwa untuk cita-citanya itu ia butuh uang. Masalah ini yang harus dipecahkannya

lainnya menyusul di update selanjutnya