KUNCI KEBAHAGIAAN 3. SABAR


Hidup memang tidak akan pernah lepas dari berbagai macam ujian dan cobaan. Banyak kejadian yang kadang-kadang tidak kita inginkan tiba-tiba terjadi dalam hidup kita. Seringkali ada berbagai masalah yang sulit untuk kita hindari. Baik itu masalah keuangan, keluarga, hubungan sosial, asmara, dll. Ketika berbagai macam persoalan membuat hidup terasa sempit maka tidak ada jalan lain kecuali kita harus meminta pertolongan. Tentu tiada pertolongan yang lebih sempurna selain pertolongan dari Allah SWT. Itulah sebaik-sebaik pertolongan yang harus kita dapatkan. Allah SWT telah menunjukkan jalan kepada kita untuk meminta pertolongan dari-Nya. Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu…. (QS Al Baqarah:45).
Seringkali kita mengeluh dan mengadukan kesulitan-kesulitan kita kepada orang lain, namun terkadang kita lupa untuk mengadu kepada Allah SWT. Padahal Allah SWT adalah sebaik-baik penolong. Salah satu cara yang diberikan oleh Allah SWT adalah dengan cara mengerjakan Sholat sebagaimana yang pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Shalat merupakan sarana untuk mendekat kepada Allah SWT, sehingga akan lebih mudah untuk mendapatkan pertolongan dari-Nya. Akan tetapi sholat yang dimaksud bukan hanya sekedar ritual yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Akan tetapi sholat kita haruslah mampu untuk mencegah perbutan keji dan munkar. Sholat yang kita lakukan hendaknya mampu menguatkan jiwa kita untuk menjauhi segala kemaksiatan.
Selain shalat, Allah SWT  memberikan petunjuk kepada kita untuk mendapat pertolongan dari-Nya yaitu dengan bersabar. Hal ini bukan berarti kita pasrah tanpa upaya apapun, sebab Allah SWT telah memerintahkan kepada kita untuk berikhtiar guna mencapai apa yang kita inginkan dan menghindari apa yang tidak kita inginkan. Sabar adalah suatu perkara lain yang tidak bisa dicampuradukkan dengan pembahasan ikhtiar. Artinya, ketika bersabar bukan berarti kita meninggalkan ikhtiar dan ketika berikhtiar bukan berarti kita tidak sabar. Justru ketika kita ikhtiar dengan sungguh-sungguh dan terus menurus adalah merupakan cerminan dari kesabaran kita. Kesabaran dalam menghadapi berbagai kesulitan bisa kita tunjukkan dengan selalu berbaik sangka terhadap keputusan Allah SWT serta selalu optimis dan yakin akan pertolongan Allah SWT. Sebab tidak mungkin Allah SWT akan menyia-menyianyiakan apalagi sampai mendzalimi hambanya. Sebar berarti tidak berputus asa serta selalu berusaha untuk tetap melakukan yang terbaik sesuai dengan tuntunan Syari’at Islam dalam menghadapi berbagai persoalan hidup.
Kesulitan hidup yang kita alami tidak bisa dijadikan sebagai alasan untuk melanggar aturan Allah SWT. Aktivitas kita mencari penghasilan tidak bisa menjadi alasan untuk meninggalkan kewajiban beribadah kepada Allah. Sulitnya mencari penghidupan dan pekerjaan tidak bisa menjadi alasan untuk melakukan apapun tanpa memandang halal dan haram. Orang mungkin seringkali mengatakan “yang haram saja susah apalagi yang halal”, ini merupakan ungkapan bodoh yang menyesatkan. Kalau yang haram susah, maka seharusnya cari yang halal supaya mudah. Logikanya sesuatu yang halal pasti diridhoi oleh Allah SWT, jadi sebenarnya malah lebih mudah dari pada yang harum. Namun kebanyakan orang tidak bersabar sehingga mereka lebih suka memilih jalan yang Haram. Seringkali kita menemukan para muda-mudi yang asyik melakukan pacaran, padahal itu adalah sesuatu yang jelas-jelas diharamkan oleh Allah SWT. Mereka tidak memiliki kesabaran untuk bertahan sampai benar-benar siap melakukan Pernikahan. Sampai akhirnya mereka memilih jalan kemaksiatan untuk memenuhi tuntutan naluri seksual mereka.
Sabar bukan hanya ketika menghadapi kesulitan hidup saja. Akan tetapi kesabaran juga amat diperlukan dalam melakukan ketaatan kepada Allah SWT. Berbagai macam godaan dan tantangan yang semakin deras membuat jiwa kita kadang-kadang goyah dan berpotensi untuk melakukan kemaksiatan. Maka dari itu kesabaran dalam menjalankan kewajiban dan menjauhi larangan sangat diperlukan, apalagi di era kapitalis sekuler seperti sekarang ini. Agama sudah tidak begitu diperhitungkan dalam aktivitas kehidupan. Dengan berbagai alasan, hukum-hukum islam banyak yang ditinggalkan, dan kemaksiatan begitu mudah dilakukan secara terang-terangan. Maka dari itu, adanya kesabaran dengan tetap melakukan perjuangan merupakan sikap yang paling tepat untuk selalu meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Oleh: Agus Prasetya

0 komentar: