Setiap
manusia diciptakan dalam keadaan fitrah juga suci. Namun bukan berarti dengan
demikian manusia adalah makhluk yang terbebas dari dosa. Justru bagian dari
fitrah manusia adalah memiliki banyak kesalahan dan dosa.
Rasulullah
bersabda “Setiap anak Adam sering
melakukan dosa dan sebaik-baiknya orang yang melakukan dosa adalah orang-orang
yang bertaubat”. HR. Ibnu Majah, no. 4251, dan dihasankan oleh Al-Albani.
Dan dosa
bagi seorang muslim adalah sebuah aib. Aib secara bahasa adalah cacat atau
kekurangan sebagaimana para ulama mengatakan aib sebagai suatu bagian
yang tidak ada dari asal penciptaanya dan hal itu dianggap sebagai bentuk kekurangan.
Dalam islam kita
diwajibkan untuk menutup aib sesama muslim terlebih aib sendiri. Memang secara
fitrah manusia merupakan kewajaran jika
manusia berbuat salah. Namun disisi lain kita diperintahkan oleh Allah dan
RasulNya untuk menutupinya.
“Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin
lainnya. Apabila melihat aib padanya, dia segera memperbaikinya.” (Al-Bukhari)
Namun yang dimaksud
menutupi ini adalah bukan menutup-nutupi kesalahan. Atau tidak mengakui
kesalahan. Menutup aib sesama muslim dimaksudkan agar keburukan itu tidak
tersebar kepada khalayak luas sehingga dapat mempermalukannya. Padahal boleh
jadi kesalahan atau keburukan yang ia lakukan karena sebab-sebab lain. Atau
karena kekhilafaanya yang tidak disengaja. Seperti yang Allah fimankan dalam Al
Qur’an
“Hai
orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka (kecurigaan), karena
sebagian dari berprasangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang
dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang
suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima
taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat: 12)
Maka kesabaran kita
dalam menjaga aib saudara kita adalah sebuah keharusan. Dan Allah memberikan
ganjaran yang besar bagi mereka yang menjaga aib saudaranya.
Dalam Riyadhus Shalihin disebutkan, dari Abu
Hurairah, Rasulullah bersabda
“Seorang hamba yang menutupi aib orang lain di dunia, kelak Allah akan menutupi
aibnya di hari kiamat.” (HR.Muslim)
Di zaman ini kita
seolah terbiasa dengan membuka aib bahkan menggunjing sesama muslim. Padahal
ini merupakan perbuatan yang buruk yang justru akan membinasakan kita sendiri.
Sebagaimana sabda Rasulullah, “ Tidak akan masuk surga orang yang suka mendengar-dengar
berita rahasia orang lain.” (Al-Bukhari)
Sikap yang paling baik bagi kita jika melihat
keburukan orang lain adalah dengan berlapang dada dan mendoakannya. Itu dapat
lebih meringankan hati kita dan juga saudara kita. Karena jika kita membuka aib
saudara kita tentu hati kita menjadi keruh terlebih lagi saudara kita akan
merasa tersiksa batinnya karena keburukannya tersebar.
“Ada empat doa
yang tidak tertolak, yaitu doa orang yang berhaji hingga ia kembali, doa orang
yang berjihad hingga selesai, doa orang yang sakit hingga sembuh, dan doanya
seseorang terhadap saudaranya tanpa sepengetahuannya. Adapun doa yang paling
cepat diterima di antara doa-doa tersebut adalah doa seseorang kepada
saudaranya tanpa sepengetahuannya.” (Riwayat Ad-Dailami dari Ibnu Abbas)
Berikanlah doa terbaik kita agar diri kita menjadi baik. Juga
doa kepada saudara kita agar dia melakukan taubat dan perbaikan jika ia
melakukan kesalahan. Inilah yang dicontohkan generasi terbaik islam. Sebuah
sikap yang mulia yang dilandasi atas dasar keimanan yang kokoh.
Semoga kita diberikan kesabaran dan keteguhan hati untuk
menjaga aib saudara kita. Sehingga kelak Allah berkenan menjaga aib kita di
akhirat nanti. http://www.tarqiyah.com
Oleh : Kurnia P Wijaya