Kisah yang sungguh inspiratif, bahwa
Allah dengan segala kehendakNya tiada siapa yang dapat menghalanginya.
begitulah Allah Sang Maha Sutradara: Gadis tanpa tangan menikah dengan putra
petinggi Bank Indonesia. Siapa sangka?? Kitapun tak pernah tau bahwa Allah punya
cerita terindah untuk kehidupan Putri Herlina. ini kisahnya,semoga bermanfaat.
“sesuatu yang kau anggap baik belum
tentu baik di depan Tuhan, juga sesuatu yang kau anggap buruk belum tentu buruk
di depan-Nya. Karena Dialah sutradara terhebat sesungguhnya..”
Jogjakarta..
Siang yang panas memeluk daun-daun
yang saling bergesek, pohon-pohon rindang di halaman panti asuhan itu saling
merangkul, menyebarkan angin semilir dengan suara yang lembut berbisik. Siang
yang sunyi, saat sebagian orang-orang bekerja, sebagian lain beristirahat
melepas lelahnya.
“Aku pengen pergi dari panti ini
mas, sudah 24 tahun aku disini.. ingin rasanya untuk segera bisa mandiri. Aku
membayangkan punya suami yang normal, walaupun kondisiku seperti ini, tapi ada
gak ya yang bener-bener serius sama aku. Apa aku gak tau diri ya mas kalo
ngarepin jodohku lelaki yang sempurna..
apa hidupku sampai tua hanya di
panti ini ya mas, sendirian tiap hari di meja ini”
Pandangan Putri Herlina kosong ke
depan, aku yang duduk di sampingnya berusaha jadi pendengar yang baik.
“ya banyakin berdoa aja Put, minta
sama Allah langsung.. Dia yang punya pabrik jodoh. Dia kan yang bisa merubah
segalanya..”
jawabku singkat.
hari berlalu..
SMS dari Putri masuk ke Hpku,
“Mas, kenal sama orang ini enggak..
dia sering ke Panti nyari aku, semalem dia ngajak aku keluar makan, ijin sama
ibu panti diijinkan. Kami makan di luar, cuman rasanya ada yang aneh aja..”
“sik, bentar Put.. aku carikan
infonya” balasku
facebook dan google bekerja sangat
cepat di laptopku, berputar-putar dengan rumus algoritma yang rumit, mencari
jejak tiap huruf dan kata yang aku ketikkan. Sampai akhirnya aku temukan..
aku menelepon Putri..
“ngawuuur to, wong dia itu sudah
punya istri, ngapain juga masih ndeketin kamu gitu Put!”
“Hahh!! Ya mana aku tau masss!
Orangnya baik gitu!” jawabnya.
“dah ah, cari yang lain.. hehe,
jangan mau lagi kalo dia kontak kamu” tegasku
Bulan berlalu..
Sekali waktu aku datang ke panti
itu, aneh ketika kulihat Putri senyam senyum sendiri di depan laptop yang kami
beri dulu.
“dapet cowok kayaknya nih!” tanyaku
iseng
“mau tau aja mas!” jawabnya ketus..
hehe, begitulah Putri Herlina,
emosinya kadang gampang berubah kalo kenyamanannya terganggu. Kuperhatikan
eksepresinya di depan laptop, jari-jari kakinya lincah mengetik tombol demi
tombol..
lain hari baru dia bercerita,
kusiapkan kupingku untuk menampungnya.
“dia bule mas, tinggal di Kanada.
Kami kenal di facebook, dia serius mas mau ke Indonesia, dia mau nglamar aku..
dia sering banget muji-muji aku ‘Putri kamu itu hebat, kamu amazing, aku suka
sama kamu’. Mungkin ini jalanku mas untuk bisa pergi dari panti ini, aku
benar-benar ingin mandiri, pergi jauh walaupun ke luar negeri..”
wajahnya lumayan sumringah ketika
bercerita ini, seperti ada secercah harapan yang sangat dia tunggu
aku nanggapinya santai.. selow..
woless..
“haiyah, kamu nikah sama bule terus
tinggal di luar negeri terus gitu, nggayaaa gak mau lagi tinggal di Jogja.
Ngartisss kamu Put!”
“ah mas mbok aku didukung gitu lho!
Masak aku dapet cowok gak bener lagi kayak pacarku SMA dulu. Udah manjanya
minta ampun, tiap bajunya kotor aja aku yang nyuciin.. gak peduli kalo aku gak
punya tangan, pakaian kotor malah dikasihin ke aku, minta dicuciin terus!”
ucapnya sewot sambil bibirnya monyong-monyong ketika nerocos…
hahaha..
“terus kamu cuciin bajunya?”
“iya laaah.. ku injek-injek pake
sabun, kuremet-remet pakai kaki!”
beberapa penghuni panti asuhan itu
berlari-lari di sekitar kami, mereka anak-anak difabel yang dibuang orang
tuanya. Sebagian dengan cacat di tubuhnya mereka bisa beraktivitas, sebagian
lagi hanya di tempat tidur sepanjang hari, dengan tubuh kaku tidak mampu
bergerak. Gerakan bola matanya yang menandakan ada kehidupan di tubuh mereka.
Disanalah Putri menghabiskan waktu
bersama adik-adiknya..
**********
Putri Herlina… kekurangannya adalah
keajaiban Tuhan yang luar biasa, sebuah pesan yang terus aku terjemahkan dan
memberi inspirasi pada banyak orang.
Bu Naryo yang merawatnya sejak kecil
di panti itu, dengan kasih sayang walaupun bukan anak kandungnya sendiri.
Dia lahir tanpa tangan, ditinggal
begitu saja di rumah sakit oleh orang tuanya, mungkin mereka malu dengan
kondisinya, tidak pula jelas asal-usul ayahnya.
Tuhan terus mengujinya, seseorang
mengambilnya.. bukan untuk di rawat, bayi mungil tanpa tangan itu diletakkan di
dalam kardus, diletakkan di pinggir jalan untuk mengumpulkan uang belas
kasihan..
Tuhan terus menempanya, dalam
kondisi ketika masih bayi pun telah memancarkan kelebihan dan menggerakkan hati
orang untuk menoleh padanya.
Di jalanan dia pernah tertidur,
beralas kardus, berselimut debu dan panas cahaya matahari..
Sampai panti asuhan ini
menyelamatkannya dari jalanan, dirawat bu Naryo dan pak Naryo selaku pengelola
panti tersebut. Dia tumbuh menjadi anak yang tidak berbeda dengan lainnya,
lincah dengan kedua kakinya. Menulis, makan, memakai baju, Putri kecil
melakukannya sendiri.
Ketika SD sampai SMA, dia tidak mau
diperlakukan istimewa, dia tidak mau disiapkan meja khusus, cukup sebuah kursi
tambahan disampingnya sebagai alas buku ketika dia mengangkat kakinya,
menorehkan tinta dan goresan pensil sebagai bukti perjuangan hidupnya…
Sekali waktu Putri main ke rumahku,
ketika sholat berjamaah dengan ibuku dengan lincah kakinya memasang mukena ke
seluruh tubuhnya, usai sholat kedua kakinya melipat rapih mukena itu, ditarik
kedua ujungnya, menekuk di kedua sisi, melipat bagian tengah tiga kali, dan
mukena itu rapi kembali…
Aku dan ibuku bengong melihatnya.
Ketika dia SMP dan SMA, memakai baju
hingga jilbab dilakukannya sendiri, Tuhan memberikannya kekuatan dan kelenturan
di jarinya.
Pernah aku bertanya padanya,
“kamu kalo lagi jalan keluar malu
gak Put dilihat orang-orang?”
“kadang risih sih mas dilihatin,
tapi gimana lagi emang kondisiku begini. Allah pasti memberikan kelebihan
untukku dibalik kekuranganku. Dulu waktu aku masih jaga di Panti 1 di
Gejayan, kalo aku mau pulang ke Panti 2 di Kalasan aku naik bis trans
Jogja, cuek aja jalan sendiri, pas di bus ngambil ongkos ya aku buka tasku
pakai kaki, pada ngeliatin gakpapa, yang penting aku tunjukin kalo aku bisa..”
ketika tulisan di blogku tentang
Putri Herlina dibaca banyak orang, beberapa media datang ke panti itu meliput
aktivitasnya. Seperti bola salju, Putri Herlina yang dulu tidak dikenal,
sekarang muncul di beberapa acara TV. Dia juga mendapat penghargaan salah satu
wanita inspiratif dalam sebuah award.
SMSnya pernah masuk kepadaku,
“makasih ya mas, aku dah ngrasain
naik pesawat.. ini sedang di Jakarta buat shooting acara TV”
aku tersenyum haru, pasti pramugari
dengan senang hati membantu memasangkan sabuk pengamannya.
Lama tidak bertemu, aku datang ke
panti lagi hari itu. Biasanya Putri sendirian duduk di meja sudut sana, menanti
tamu-tamu yang datang berkunjung, ditemani laptop mungilnya. Dia tidak ada..
Panti sedang gaduh, beberapa anak
menangis, yang lain berlarian tak beraturan. Berteriak dengan makanan yang
belepotan di mulutnya. Mereka memang butuh perhatian ekstra dibanding anak lainnya.
Putri yang ditakuti mereka, jika dia sudah ikut berteriak, anak-anak itu akan
diam..
“mbak Putri marah…” bisik mereka
aku datang disaat tidak tepat,
kondisi Putri yang sedang labil tidak mengenakkanku. Obrolan kami hampa, dan
dia seperti di puncak kejenuhannya.
Kehadiranku tidak meredakan amarah
dan kegalauannya.
Sebelum pulang aku hanya berpesan
padanya,
“Jangan tinggalin sholat Put,
teruslah berdoa.. Allah yang akan mengatur rencana berikutnya untukmu.. jangan
pernah berhenti berdoa”
senja menjelang ketika aku pulang,
karena kesibukan enam bulan aku tidak datang ke panti asuhan itu. Waktupun
terus berlalu, berputar, berjalan setiap hari bersama ketetapan-ketetapan
Tuhan..
***********
Lebaran baru saja berlalu, makanan
masih menumpuk dan tersisa di meja. Suara motor berhenti di depan rumahku sore
itu.
Aaah.. mbak Sumi pengasuh panti,
dengan tersenyum Putri turun dari boncengannya.
“ibuuuu..” katanya sambil mencium
ibuku. Keakraban mereka sudah sejak dulu.
Wajahnya cerah, sudah tidak suntuk
seperti beberapa bulan lalu aku melihatnya.
“tumben Put, sekarang
prengas-prenges terus.. jadi apa mau ke Kanada? Haaaa” tanyaku
“ih mas! Gak jadi sama dia! Aku mau
nikah mas.. namanya Reza, anak Jogja kok. Dia dah punya usaha sendiri, dia juga
gitaris band, coba mas lihat videonya di Youtube” jawabnya.
“woooww! Tumben kamu langsung luluh
sama cowok Put, kelihatan nih aura wajahmu bahagia gitu.. tajir po anaknya!”
godaku
“dia tuh rutin datang ke panti mas,
dia pernah baca tulisan mas Saptu, aku juga gak tau dulu keluarganya seperti
apa. Yang jelas dia perhatian banget dan mau menerima kondisiku. Anaknya juga
sederhana, pakai mobil tua gitu mas yang gak bisa dibuka kacanya. Kalo ke mall
pas ambil tiket parkir dia harus mbuka pintunya.. hehe”
mmmm… sepertinya ini memang Jodoh
yang Allah atur untuk Putri, dia bercerita mantap tentang Reza, tanpa keraguan,
tanpa kebimbangan… kalo jodoh, orang memang akan bangga bercerita tentang
pasangannya, semua kekurangannya adalah keajaiban untuknya.
Lain hari bu Naryo mengabariku, Reza
adalah anak dari keluarga terhormat. Putra salah seorang petinggi Bank
Indonesia, Deputi Gubernur jabatan terakhirnya. Aku bayangkan, keluarga itu
memiliki hati yang luar biasa luasnya dengan menerima Putri Herlina dalam
keluarga terhormat mereka.
Bagi Allah, sangat mudah
membolak-balikan hati seseorang, melunakkan hati sekeras apapun, jika Allah
sudah berkehendak.. Kun Fa Yakun begitu mudahnya skenario cantik dan indah
terjadi di depan mata.
Apapun kondisinya…
Apapun halangannya…
Akan sangat mudah bagiNya.
titik!
***********
Jogjakarta, 13 Oktober 2013
Aku tercenung di depan pintu masuk
gedung, sebuah foto Prewedding itu bercerita penuh makna, kisah panjang
anak-anak manusia yang hidup dengan perjuangannya. Pengantin lelaki tegap
disamping, memegang “tangan” pengantin wanita yang hanya tampak dalam pandangan
mata hatinya.
Ruangan di Balai Sinta itu penuh
haru, ketika Reza Somantri dengan tegas mengucapkan ikrarnya, menerima Putri
Herlina secara sah menjadi istrinya.
Banjir airmata dari para tamu yang
hadir, ibunda Reza tak henti-henti mengusap matanya, tamu yang hadir, seorang
bapak di sudut dengan sapu tangan di wajahnya. Tak terkecuali kameramen dan
fotografer dengan mata berkaca-kaca yang mengabadikan moment itu dengan penuh
takjub tak berkesudahan.
Hari ini Allah membuktikan janjinya,
derajat seseorang yang lahir di dunia dengan segala keterbatasan dan kekurangan
diangkat tinggi di depan manusia lainnya. Kisahnya menginspirasi banyak orang
yang lahir dengan sempurna, dengan limpahan harta dan kasih sayang orang
tuanya.
Ketika prosesi sungkeman, ibunda
Reza memeluk anaknya begitu lama, dengan terbata-bata seperti tak berkesudahan,
menjadi pemandangan yang sangat mengharukan, seperti berkata:
“wahai anakku, engkaulah lelaki
itu.. engkaulah yang dipilih Allah untuk menemani wanita luar biasa ini.
Engkaulah yang Allah percaya duduk, berdiri, berjalan disampingnya selamanya.
Jadikan ini sebagai ibadahmu, pahala tak berkesudahan hingga akhir hayatmu..”
ketika aku memotret ini, suara isak
tangis ibu-ibu disamping kanan kiriku tak terhenti.
Putri tertunduk haru di sampingnya,
dan aku tau bagaimana perasaannya.. dia telah terlatih sejak kecil
menghadapinya.
Usai sungkeman, adik-adik panti
diundang semua di depan, berjejer menghadap ke pelaminan. Keluarga Reza
memberikan tas penuh alat sekolah untuk mereka satu-satu. Putri dan Reza
berjalan mendekati mereka, satu-satu mereka menyalami Putri, memegang tangan
mungil yang ada di pundak Putri. Mereka melepas kakak yang selama ini menemani
mereka, kakak yang hidup bersama mereka belasan tahun, menghadapi bersama-sama
takdir mereka, lahir dengan hidup terbuang tanpa keluarga dan orang tua.
Usai acara itu, Reza menuntun
istrinya kembali ke pelaminan. Dengan tegar mereka melangkah berdua, siap
bersama menghadapi dunia. Satu persatu tamu memberikan selamat, beberapa orang
menepuk pundak Reza, dan menyatukan tangannya di dada ketika di depan Putri
Herlina, seolah memberikan penghormatan yang tinggi pada kisah mereka.
Saatku memberikan ucapan selamat,
kubisikkan di telinga bu Naryo yang ada disamping kiri pelaminan,
“Surga kagem panjenengan bu, tugas
ibu merawatnya sejak kecil hingga menikahkannya usai sudah.. pahala luar biasa
untuk ibu”
Tanganku digenggam erat bu Naryo,
matanya berkaca-kaca.. sungguh keikhlasan seorang wanita yang mendedikasikan
hidupnya untuk anak-anak titipan Allah yang terbuang dan terlupakan.
Malam ini berakhir cemerlang,
bintang-bintang di langit Jogja bertebaran. Para tamu pulang dengan ribuan kesan
di hatinya. Mereka tidak bisa menyalami mempelai wanita, tapi Putri Herlina
menyentuh lembut hati mereka semua
************
Allah yang Maha Penyayang seperti
mengirim sebuah pesan lewat kisah ini, jangan pernah berputus asa pada
rahmat-Nya. Dialah yang berkuasa atas segalanya, Dialah sang Maha Pengatur
hidup seluruh umatnya.. Dia sang Maha Sutradara..
Bagi yang nyaris putus asa, disakiti
orang yang dicintai, itulah bukti rahmat Allah padamu, Dia mengirim pesan bawah
orang itu bukan yang terbaik untukmu. Allah yang akan mengirimkan
penggantinya.. seseorang yang jauh lebih baik untukmu. Jemputlah dan dekatkan
dengan doa yang tak pernah putus, ibadah yang tak pernah lalai.. dekati terus
Allah yang Maha Mengatur..
Bagi yang sudah menikah belum
dikaruniai anak, teruslah berdoa tiada putus. Dialah sang pemilik pabrik anak
keturunan, bukan dokter kandungan. Allah lah yang mengatur kehadiran anak-anak
manusia lewat waktu terbaik yang ditentukannya. Tiap keluarga punya takdir
sendiri, waktu terbaik Allah yang tahu dan memiliki..
Bagi yang punya masalah tak
berkesudahan, coba interopeksi.. jangan-jangan engkau punya masalah dengan Dia
Pemilik Kemudahan. Sholat sering bolong, atau gak pernah tepat waktu, durhaka
pada orang tua, gak mau sedekah. Berubahlah, agar Allah yang akan datang
membereskan masalahmu dari jalan yang tidak disangka-sangka. Ketika engkau
punya masalah, selama yang kau cari solusi maka akan capek sendiri. Carilah Allah
yang Maha Pemilik Solusi, dekati dia, maka dia akan hadirkan solusi-solusi dari
masalahmu..
Dialah Sang Maha Sutradara, yang
mengatur setiap pertemuan manusia menjadi sebuah hikmah yang luar biasa. Aku
pun tak menyangka, pertemuan pertamaku dengan Putri Herlina 9 Juni 2011 lalu
menjadi inspirasiku menggerakkan #SedekahRombongan melalui blog ini. Dari
pertemuan sederhana siang itu, SedekahRombongan.com membesar hingga menyalurkan
14,3 Milyar kepada 6200 lebih duafa sakit. Allah lah yang menggerakkan, mengatur
keajaiban-keajaiban, dari sebuah pertemuan sederhana, menjadi sebuah gerakan
besar yang menyembuhkan banyak orang…
Masak kita masih tidak percaya?
Bahwa Dialah sang Maha Sutradara yang selama ini kita lupakan..
*************
Siang ini pohon-pohon di halaman
panti itu terus bergesekan bersama angin, suaranya berdesir menyapa siapapun
yang berdiri dibawahnya, memberikan semilir angin yang menyejukan hati ditengah
udara panas yang melintas.
Daun-daun itupun menjadi saksi, satu
penghuni panti telah pergi…
dia yang dulu bermain-main dibawah
rimbunnya, sekarang menjalani takdir baru hadiah terindah dari Tuhannya…
Diketik di Jogja, dibaca dimana
sadja..
14 Oktober 2013
Sumber: saptuari.blogspot.com